Senin, 16 Maret 2015

cerly

PERSAHABATAN BAGAI KEPOMPONG

Pagi yang cerah diselimuti dengan udara sejuk dan suara kicauan burung menyambut aktivitas siswa – siswi SMP Negeri 1 Klaten. Siswa-siswi berdatangan dari gerbang sekolah menuju kelasnya masing – masing. 15 menit kemudian bel tanda masukpun berbunyi (tet…tet…tet…..)

Elisa                : Teman-teman ayo kita masuk !
Doni     : Nanti ah Lis, sebentar lagi…. Pak Yudhinya juga belum datang.
Hasna : Tuhhh… Pak Yudhi udah datang…, ayo masuk (siswa-siswi pun masuk ke kelas).

(Dikelas sedang saat pelajaran berlangsung)

Pak Yudhi : Selamat pagi, anak-anak !
Para siswa : Selamat pagi, Pak !
Pak Yudhi : Siapa yan tidak masuk hari ini?
Para siswa : Masuk semua Pak.
Pak Yudhi : Baik. Hari ini kita akan mempelajari materi tentang bentuk muka bumi.

Siswa-siswi menyiapkan buku materi pelajaran.

Pak Yudhi : Kita mulai pelajaran hari ini ya ? Sekarang saya akan menjelaskan tentang bentuk-bentuk muka bumi. (menggambar relief daratan). Ini adalah gambar relief daratan. Relief daratan terdiri atas pegunungan , lembah, dataran tinggi, dataran rendah, dan lain lain dapat kalian lihat di buku kalian masing- masing.

Siswa-siswi membuka dan membaca materi di buku masing-masing.

Pak Yudhi : Apakah yang belum paham atau ada yang mau ditanyakan?
Para siswa : Tidak ada pak...
Pak Yudhi : Baiklah, jika sudah paham, coba kerjakan halaman 4 ! Bapak tinggal ke kantor  sebentar ya ?
Para siswa : Baik Pak....!
Pak Yudhi pun berjalan keluar kelas hendak menuju ke kantor guru. Di luar kelas Pak Yudhi melihat Devi dengan menggunakan pakaian yang kumal.

Pak Yudhi : Sedang apa kamu disini ? Selain siswa dan pengajar dilarang masuk !
Devi hanya diam dan menundukkan kepala. Lalu Pak Yudhi berkata sambil menunjuk buku yang dibawa oleh Devi.

Pak Yudhi : Apa itu yang kamu bawa?  Coba saya lihat !
Devi semakin mempererat genggamannya.
Pak Yudhi : Ayo sini, berikan pada Bapak!
Devi dengan pasrah memberikan buku satu-satunya
Pak Yudhi : Astaghfirullah ! Jadi selama ini kamu mengikuti pelajaran Bapak? kenapa  kamu tidak sekolah saja ?
Devi : Keluarga saya tidak punya uang untuk membiayai sekolah saya Pak! .
Pak Yudhi   : Jadi kamu berasal dari keluarga yang kurang mampu ?

Devi menganggukkan kepala dan seraya berkata.
Devi : Maafkan saya Pak! Saya sudah berani melanggar peraturan sekolah ini.
Pak Yudhi : Baiklah, saya maklumi. Besok jangan kamu ulangi lagi ya ? Kamu akan dapat dana BOS agar bisa sekolah di sini.
Devi : Benarkah Pak? Apakah saya boleh sekolah di sini ?

Pak Yudhi pun menganggukkan kepala dan tersenyum. Devi pun menyalami tangan Pak Yudhi

Devi : Terimakasih pak telah mengizinkan saya untuk bersekolah disini.
Pak Yudhi : Sama-sama. Ini juga ada sedikit uang untuk membeli peralatan sekolah (Sambil mengulurkan beberapa lembar uang)
Devi menerima uang pemberian Pak Yudhi tersebut.
Devi : Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih Pak.

Tak berapa lama bel istirahat berbunyi. Devi berpamitan pada Pak Yudhi.
Devi : Baiklah Pak, saya pulang dulu ya pak. Sekali lagi saya ucapkan banyaak terimakasih kepada bapak.
Pak Yudhi : Iya sama-sama. Hati-hati ya nak.

Pak Yudhi langsung menuju ke ruang kepala sekolah untuk mengajukan dana BOS untuk beasiswa Devi.

Pak Yudhi : Permisi Pak! (Sambil mengetuk pintu)
Kepsek : Iya silahkan masuk

Pak Yudhi memasuki ruangan Kepala Sekolah.
Kepsek : Ohh.. Pak Yudhi, ada keperluan apa Pak?
Pak Yudhi : Begini pak, saya inging mengajukan dana bos untuk siswa yang bernama Devi.
Kepsek : Devi? Siapa itu?
Pak Yudhi : Devi itu siswi yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu Pak. Dia tidak bisa bersekolah. Tetapi setiap pagi dia selalu mengikuti pelajaran di luar kelas tanpa sepengetahuan siapa pun. Dan baru pagi tadi saya mengetahui hal tersebut.
Kepsek : Ohh... Iya- iya Pak, akan saya usahakan. Bolehkah saya bertemu dengan Devi? Apakah dia masih ada di sekolah?
Pak Yudhi : Hari ini dia sudah pulang Pak, tadi saya beri uang untuk membeli peralatan sekolah. Bagaimana kalau besok saya antar Devi kesini?
Kepsek :  Ohh begitu ya. Baiklah jika begitu.
Pak Yudhi : Ya sudah Pak, jika begitu saya permisi dulu.
Kepsek : Iya Pak.
Pak Yudhi : Baik Pak. Mari Pak!
Kepsek : Iya Pak, mari.

Pagi hari berikutnya, Devi diajak Pak Yudhi untuk menemui bapak Kepala Sekolah.

Pak Yudhi : Selamat pagi pak. ( sambil menggandeng Devi, dan mengetuk pintu )
Kepsek : Ohh, Pak Yudhi. Silahkan masuk Pak.
Pak Yudhi : Pak ini adalah siswi yang bernama Devi, yang saya ceritakan kemarin.
Kepsek : Ohh iya, silahkan duduk Nak Devi.
Pak Yudhi : Devi perkenalkan, ini adalah kepala sekolah di sekolah ini.
Devi pun menyapa dan bersalaman dengan kepala sekolah.

Devi : Selamat pagi Pak!
Kepsek : Pagi. Apakah kamu benar-benar ingin sekolah nak?
Devi : Iya Pak. Saya ingin sekali sekolah.
Kepsek : Iya. Tapi jika kamu memang berkeinginan untuk sekolah, kamu harus rajin belajar.
Devi : Baik Pak, saya akan rajin dan giat untuk belajar.
Kepsek : (Sambil menyerahkan bungkusan seragam sekolah untuk devi) Ini, seragam untuk sekolah kamu. Mulai sekarang kamu sudah resmi menjadi siswa di sekolah ini.
Devi : (dengan mata yang berkaca-kaca Devi mengucapkan terimakasih kepada bapak kepala sekolah) Te... terimakasih Pak. Saya senang sekali. Sekali lagi terima kasih banyak Pak. (melihat kearah Pak Yudhi)

Mulai hari itu , Devi mulai bersekolah. Pak Yudhi mengenalkan Devi kepada teman kelas barunya.

Pak Yudhi : Selamat pagi anak-anak! (sambil mengajak Devi masuk kelas)
Semua : Pagi  Pak!
Pak Yudhi : Hari ini, kalian mendapat teman baru.
 Ayo Devi, perkenalkan dirimu. (berbicara dengan Devi)
Devi : Baik Pak. (Devi pun memperkenalkan dirinya)
 Hai...teman-teman! Nama saya Devi Arianti. Teman – teman boleh panggil  saya Devi.
Semua hanya menatap Devi yang wajahnya agak kumal.
Pak Yudhi : Nah… Devi, kamu boleh duduk di samping Elisa.

  Setelah beberapa hari bersekolah, ternyata Devi adalah siswa yang pintar. Setiap kali ulangan, ia selalu mendapat nilai tertinggi. Tetapi ada tiga temannya yang membenci Devi, yaitu Hasna, Ria, dan Doni. Mereka membenci Devi hanya karena Devi selalu mendapat nilai bagus di kelas. Tetapi Elisa tidak seperti Hasna dan kawan-kawannya. Dia menjadi teman baik Devi. Pada suatu hari Hasna, Ria, dan Doni berkumpul dan membicarakan sesuatu.

Hasna : Gara-gara ada si kumel Devi itu, sekarang Pak Yudhi nggak pernah merhatiin kita !
Doni     : Iya iya bener, nilai kita sekarang juga selalu di bawah Devi.
Ria : Jika ada lomba, pasti Devi yang selalu di tunjuk.
Hasna   : Kalian semua benar, kita harus beri si Kumel itu pelajaran ! Dan tentu saja pahlawannya juga.
Ria : Pahlawan ? Siapa yang kamu maksud ?
Hasna : U..uh.., siapa lagi yang suka ngikutin Devi kemana aja. Elisa kan ?
Doni dan Ria haanya mengangguk seraya berkata.
Doni & Ria : Ooohhhh…..
Doni : Gimana kalau kita sembunyiin aja buku PR nya si Devi ?
Hasna & Ria : Ya, ya setuju….!

Setiap kali mereka hendak mencuri buku Devi, selalu tidak berhasil. Dan semua itu berkat Elisa. Pada suatu hari, diadakan pemilihan peserta lomba matematika. Devi akhirnya dipilih oleh Pak Yudhi untuk mengikutinya, namun “Trio Pembenci Devi” tidak setuju .

Pak Yudhi : Selamat pagi anak-anak!
Para siswa : Selamat pagi Pak!
Pak Yudhi     : Bapak ingin memberi tahukan bahwa 1 minggu lagi akan diadakan lomba matematika tingkat kabupaten. (Tiba-tiba Pak yudhi memanggil Devi). Devi!
Devi : (dengan kaget Devi pun menjawab). Iya Pak!
Pak Yudhi : Bapak memilih kamu untuk maju mengikuti lomba.
Seluruh Siswa pun terkejut kecuali Devi.
Siswa-siswi : Haaaa.....!!!!!!
Hasna : (berkomentar dan menggerutu kepada Pak Yudhi) Pak ! Kenapa harus Devi ? Ria kan lebih pinter !
Doni : Iya Pak. Kenapa selalu Devi yang Bapak tunjuk ?
Pak Yudhi : Karena Devi yang paling baik. Bapak akan tetap memilih Devi sebagai perwakilan lomba.
Elisa : Iya Pak, saya setuju jika Bapak menunjuk  Devi dari pada siswa nakal itu (matanya melirik ke Ria)
Ria : Jadi kamu mengejekku ?
Elisa : Ehh… Jadi kamu nyadar ? Ya bagus deh kalau kamu nyadar.
Pak Yudhi : Sudah .. sudah ! Kalian ini selalu bertengkar saja! Nanti setelah lomba matematika juga ada lomba tari tradisional. Bapak memilih Devi, Elisa, Hasna, Doni dan Ria untuk mengikutinya.
Ria : Hah…kenapa harus sama Devi si Pak? Devi kan sudah mengikuti lomba matematika Pak, kenapa tidak bertiga saja ?
Hasna : Ya Pak…kalau sama Devi, saya tidak mau ikut lah Pak,.!
Doni : Saya juga Pak, masa kita suruh nari sama anak jalanan Pak..?
Pak Yudhi : Doni…! Tidak boleh bicara seperti itu! Kalian semua kan satu kelas, satu keluarga, jadi tidak boleh saling benci, tidak boleh saling mengejek seperti itu. Kalian itu harus saling membantu dan bekerja sama, paham kalian…!
Ria, Hasna, Doni : Paham Pak… ( cemberut)

Satu  minggu kemudian lomba matematika diadakan dan Devi keluar sebagai juara pertama. Namun ketiga temannya masih saja membenci Devi. Dan keesokan harinya…

Pak Yudhi : Selamat pagi anak-anak!
Para siswa : Selamat pagi, Pak!
Pak Yudhi : Setelah lomba kemarin, ternyata pemenangnya adalah Devi. Mari kita beri tepuk tangan ! (yang tepuk tangan hanya Elisa dan Pak Yudhi)
Elisa : Kenapa kalian tidak senang jika Devi yang menang ?
Hasna : Kami tidak hanya ngga senang, tapi kami BENCI !
Elisa : Kalian iri ?
Ria : Kenapa harus iri ? Devi itu menang paling cuma lagi beruntung aja !
Doni : Jangan sombong kamu, Dev. Di sini kan kamu hanya sebagai murid dana BOS.
Elisa : Jangan dengerin mereka Dev! Mereka hanya iri karena tidak bisa mengikuti lomba itu.
Ria : Kalo iya, kenapa ?
Elisa : Akhirnya ngaku juga kamu!
Pak Yudhi : Sudah sudah ! kalian ini masih saja bertengkar! Kan kemarin bapak sudah bilang kalian itu harus bersatu, saling membantu, saling bekerja sama. Apalagi nanti kan kalian akan mengikuti lomba tari bersama.
Devi : (mengangkat tangan) Pak Bolehkah saya berbicara sebentar ?
Tanpa disetujui, Devi pun langsung maju ke depan kelas.
Devi : Teman-teman, kemarin saya menang juga karena do’a kalian. Saya sangat berterima kasih pada kalian. Kalian memang sahabat yang terbaik.

Semuanya terdiam, bahkan Hasna, Ria, dan Doni juga diam. Walaupun sudah dibenci, Devi tetap menganggap mereka sahabat.

Devi : (berkata sambil menunjukkan piala dan 2 pack buku tulis) Ini hadiah lomba kemarin. Saya mendapat  piala, buku tulis dan sedikit uang. Buku ini saya berikan untuk kalian. Kita bagi rata. Ok teman-teman.
Pak Yudhi      : Tuh…lihat, Devi sudah baik sekali sama kalian. Devi mau membagi hadiahnya untuk kalian, walupun kalian tidak suka pada Devi, tetapi Devi masih menganggap kalian sahabat. Apa kalian masih tidak mau berteman dengan Devi?

Akhirnya Hasna, Ria, dan Doni pun menyadari perbuatannya selama ini kepada Devi. Mereka pun meminta maaf kepada Devi.

Tr Doni, Hasna,Ria : (maju mendekati Devi) Devi. Maafin kami ya, kami sudah jahat sama kamu?
Devi : Iya, dari dulu aku udah maafin kalian kok !
Hasna : Jadi, kita sahabat ?
Devi     : (tersenyum dan mengangguk) Tentu saja.
Elisa : Nah gitu dong! Kita harus saling memaafkan karena kita adalah sahabat untuk sekarang dan selamanya.
Semua : Selamanya kita sahabat!!! (Mereka saling bergandengan tangan dan menyanyikan lagu kepompong)
Devi : Jadi kapan nih kita mulai latihan nari bersama? Kalian mau kan latihan dengan aku.
Trio : Ya mau lah Dev, sekarang kan kita sahabatan.

Keesokan harinya mereka mulai latihan nari jaranan yang akan dilombakan 2 minggu yang akan datang.

Pak Yudhi : Anak-anak sekarang kita latihan nari,.!
Para siswa : Baik Pak!
Pak Yudhi : Nah…,seperti itu donk yang kompak, kalau rukun kan enak dilihatnya.
Doni : Ya Pak, kita sudah sadar dan taubat .
Elisa : Apa, kamu sudah taubat don??? Taubat kan itu buah yang bisa dibuat jus dan bisa untuk masak juga kan?
Hasna   : Itu tomat, Elisa !
Devi     : Tomat mah…itu, kita harus tomat tidak boleh boros.
Ria : Hemat, Devi…katanya juara 1, masa seperti itu tidak tahu!
Devi : Iya Ria, Aku kan bercanda.
Pak Yudhi : Sudah-sudah! Kalian itu ada-ada saja, ayo sekarang latihan yang serius yah jangan bercanda lagi!

Semua siswa berlatih tari jaranan. Setelah sekian minggu para siswa-para siswa berlatih tari dengan sungguh-sungguh, akhirnya tibalah waktu perlombaan. Dan SMP Negeri 1 Klaten mendapatkan juara ke-2.

Pak Yudhi : Anak-anak, Bapak akan memberitahukan berita gembira kepada kalian semua.
Elisa : Berita apa Pak?
Hasna : Ya Pak, cepet Pak kasih tahu ke kita, jangan bikin penasaran Pak!
Doni : Huuuh, makanya kamu diem dulu, biyar Pak Yudhi saja yang bicara!
Pak Yudhi : Ya berita gembiranya adalah lomba tari kemarin kalian mendapatkan juara ke-2.
Para siswa : Horeeeee………..
Pak Yudhi : Bapak bangga dengan kalian semua, berkat usaha dan kekompakkan kalian bisa mengharumkan nama sekolah tercinta ini. Bapak berharap kalian selalu kompak dan semangat dalam belajar.
Devi : Tentu Pak, kita akan selalu kompak dan semangat dalam belajar.
Semua     : Hidup, Devi…!





Pemeran tokoh-tokoh :
Devi : Arina Salsabila
Elisa : Evita Dewi Rahmawati
Pak Yudhi : Prasetya Adi Pamungkas
Kepala Sekolah : Firmansyah Buana Putra
Hasna : Riza Ivanka Salmawati
Doni : Bagus Darmawan
Ria : Arum Kusuma Putri
Narator : Luvicita Cerly Reza Susanto




















SINOPSIS DRAMA “PERSAHABATAN BAGAI KEPOMPONG”
Pada suatu hari ada seorang gadis kecil yang bernama Devi, ia adalah seorang pengamen cilik yang kesehariannya dihabiskan di jalanan. Walaupun ia sibuk mengamen untuk mencari sesuap nasi, tetapi ia mempunyai motivasi yang kuat untuk dapat tetap belajar. Sehingga disela waktu mengamennya ia sempatkan untuk datang ke sekolah yang dekat dengan tempat ia mengamen, yaitu SMP Negeri 1 Klaten. Setiap hari Devi datang ke sekolah tersebut, ia selalu berada di depan kelas untuk mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Pak Yudhi bahkan terkadang ia mencatatnya pada buku tulis yang dibelinya dari hasil mengamen.
Pada suatu saat, Devi ketahuan oleh Pak Yudhi yang biasa suaranya ia dengarkan pada saat mengajar. Pak Yudhi itupun iba melihat keadaan Devi, hingga akhirnya Devi diperkenankan sekolah di situ dengan menggunakan dana BOS. Devi ternyata para siswa yang pintar. Setiap kali ulangan, ia selalu mendapat nilai tertinggi di kelasnya. Tetapi ketiga temannya yaitu Ria, Hasna dan Doni membenci Devi karena nilainya selalu diatas mereka.
Pada suatu hari Ria, Hasna, dan Doni membicarakan sesuatu dan berniat jahil kepada Devi. Namun setiap kali mereka ingin berbuat jahil yaitu menyembunyikan buku PRnya Devi selalu tidak berhasil. Dan semua itu berkat Elisa, satu-satunya siswi yang mau berteman dengan Devi. Kebencian ketiga temannya pun bertambah saat Devi dipilih untuk mengikuti lomba matematika.
Setelah lomba matematika diadakan, lomba dalam bidang lainnyapun sudah menunnggu, salah satunya lomba dalam bidang kesenian yaitu tembang dolanan dan tariannya. SMP Negeri 1 Klaten pun berencana untuk mengikutinya, yakni dengan mengirimkan tari jaranan. Ada lima siswa yang terpilih untuk mengikuti lomba tersebut yaitu Devi, Elisa, Ria, Hasna dan Doni. Namun Ria, Hasna dan Doni tidak mau ikut kalau bersama dengan Devi karena Devi hanya anak jalanan.
Satu minggu kemudian pengumuman lomba matematika keluar dan Devi memperoleh juara ke-1. Dengan kebaikan hati, Devi membagikan sebagian hadiah lombanya kepada semua teman-temannya. Ria, Hasna, dan Doni pun sadar selama ini sudah berbuat salah dan berbuat jahat kepada Devi, akhirnya mereka saling memaafkan. Semenjak itu mereka bersahabat dan selalu kompak dalam segala kegiatan, termasuk dalam latihan tari. Berkat kekompakkan dan usaha yang mereka lakukan, lomba tari yang diikutinyapun mendapatkan juara. Mulai saat itu juga SMP Negeri 1 Klaten banyak mendapatkan prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.

Unsur Intrinsik Drama “Persahabatan Bagai Kepompong”
Tema   : Persahabatan
Latar    : Sekolah, pagi hari
Alur     : maju
Penokohan:
            Pak Yudhi: Bijaksana, penyabar
            Devi : Penyabar, baik hati, tidak pendendam
            Rio   : Pendengki, jail
            Hasna : Pendengki, jail
            Doni : Pendengki, jail
            Elisa : polos, baik hati
Amanat           :
  Kita tidak boleh iri atas apa yang telah diperoleh oleh orang lain
  Jangan memandang orang lain dari status sosialnya, karena bisa jadi orang yang lebih rendah dari kita (miskin) tapi hatinya lebih baik.
  Jagalah kekompakkan dan kerukunan dalam berteman, semua yang terasa susah akan terasa mudah apabila dikerjakan bersama.